Alam semesta dan kehidupan kita merupakan kesatuan energi. Batubara, minyak bumi, matahari, makhluk hidup, makanan, minuman; semua benda tidak ada yang tidak memiliki energi potensial. Berjalan, menulis, berbicara, mendengkur, sembahyang; semua aktivitas kita erat kaitannya dengan energi kinetik. Berpikir sekalipun berkaitan dengan energi, ada proses termodinamika yang terjadi, dimana nilai kalori dalam tubuh kita digunakan oleh neuron atau sel-sel saraf untuk mengantarkan impuls. Energi secara kuantitatif dapat disebutkan besaran atau nilai kandungannya dengan menggunakan satuan Joule, kalori, WH (watt hour), eV (elektron volt) & Btu (British thermal unit).
Dimana sumber yang memiliki nilai energi yang besar? Kandungan energi per satuan massa atau volume setiap materi berbeda-beda, perbandingan ini disebut energi konten. Belum tentu materi dengan massa atau volume yang lebih besar memiliki nilai energi yang lebih besar dibanding materi dengan massa atau volume yang lebih kecil. Semisal 1 ton batubara (energi konten rata-rata= 32 GJ) kandungan energinya lebih kecil dibandingkan 1 gr uranium-235 (energi konten = 74GJ) [www.afdc.energy.gov].
Untuk penggunaan suatu sumber energi, berbagai aspek perlu dipertimbangkan. Penggunaan U-235 sebagai bahan bakar nuklir misalnya, kemampuan pemenuhan teknologi penyerta dan aspek sosio masih menjadi kendala di Indonesia. Indonesia masih signifikan dominan menggunakan minyak dan gas alam serta batu bara untuk bahan bakar dan bahan dasar listrik karena penggunaan minyak bumi dan gas alam serta batubara secara massive telah berlangsung lama, industri penyerta yang menyokongnya telah relative banyak dan maju.
Sebagai sebuah negara tropis, Indonesia diberkahi dengan intensistas penyinaran matahari yang besar. Matahari adalah sumber energi yang tidak akan habis (sustainable energy) selama kehidupan tata surya berlangsung. Berdasarkan data yang ditampilkan dalam websitewww.esdm.go.id, kuantitas penyinaran rata-rata Indonesia sebesar 4.8kWh/m2 per hari, yang berarti seluruh wilayah Indonesia dengan luas 1.9 juta km2 dalam sehari menerima energi yang dibawa foton dari matahari sekitar 9.2 TWh yang telah termasuk energi termal dan energi fotovoltaik yang bisa diubah menjadi listrik. Penggunaan energi surya sangat betergantungan dengan iklim dan musim. Walaupun potensi energi matahari sangat besar, namun penggunaannya di Indonesia belum mencapai 1% untuk fotovoltaiknya. Sinyal positif mengenai rencana ekspansi ke penggunaan energi matahari mulai terdengar dari kaum modal seperti Total E&P Indonesie serta instansi pemerintah; Pertamina yang akan bekerjasama dengan Akuo Energy dari Perancis.
Sejalan dengan potensi energi surya atau matahari, potensi energi angin Indonesia pun terbilang tidak sedikit, dalam setahun energi tersebut berkisar 73 GW [Armi Susandi, Meteorologi ITB, 2006]. Energi angin merupakan energi yang bersih emisi dibandingkan minyak dan gas apalagi batubara.
Indonesia merupakan pusat energi dunia masa depan. Indonesia dijuluki ring of fire karena potensi panas bumi terbesar di dunia, 40% atau sekitar 27.140 MW, kapasitas terpasang baru sekitar 4% dari potensi yang dimiliki [pge.pertamina.com]. Kekayaan potensi panas bumi ini dikarenakan letaknya di pertemuan lempeng-lempeng aktif. Panas bumi relatif ramah lingkungan.
Pada saat penggunaan suatu sumber energi, terjadilah proses pembakaran. Sebelum suatu sumber energi dapat digunakan alias eksploitasi ke sumber tersebut, melibatkan pula proses pembakaran. Disaat terjadinya pembakaran ada panas buang dan emisi yang dihasilkan. Pengefisienan kerja atau meminimalisir panas buang dan emisi masih menjadi bahasan kaum akademisi dan praktisi.
Indonesia yang kaya sumber energi perlu didukung teknologi yang efisien untuk membuat semua potensi tersebut teroptimalkan secara total. Disaat bahan bakar teralihkan dengan listrik, apalagi saat ini produsen otomotif sudah merencanakan kendaraan listrik secara masal, kita harus telah siap dengan penyuplai tenaga yang secara keseluruhan sistem lebih bersih dan minim panas buang.
Artikel ini sebagai kontribusi di situs : si-nergi.id
Post a Comment