TAHUN ini, tahun 2016, masa transisi demokrasi atau yang lazim disebut reformasi, memasuki usia 17 tahun. Reformasi menjadikan negara ini relatif lebih demokratis jika dibandingkan dengan era Orde Baru. Tetapi, transisi demokrasi merupakan masa yang paling menentukan.
Disebut paling menentukan karena di masa inilah kita mendapat ujian apakah kita akan jalan di tempat, mundur ke masa otoriter, atau maju menjadi negara demokrasi sesungguhnya. Tentu kita menginginkan Indonesia menjadi negara demokrasi sesungguhnya. Untuk itu, bangsa ini harus mengonsolidasikan demokrasi.
Konsolidasi demokrasi merupakan hasil interaksi produktif antara negara (state), penegakan hukum (rule of law), masyarakat politik (political society), masyarakat sipil (civil society), dan masyarakat ekonomi atau pasar (economic society/market).
Hal paling penting yang mestinya terjadi pada masyarakat politik tahun 2016 ialah penghentian kegaduhan politik. Tahun 2015 terlalu bising dengan keributan politik.
Karena sibuk bergaduh, banyak tugas kenegaraan yang terbengkalai, antara lain legislasi. Padahal legislasi sangat penting sebagai wahana legitimasi bagi negara, penegak hukum, masyarakat sipil, pasar, termasuk masyarakat politik sendiri, untuk bergerak menjalankan fungsi masing-masing.
Institusi penegak hukum, baik Polri, Kejaksaan, maupun KPK, harus bekerja lebih keras lagi menghadirkan kepastian hukum. Kompetisi yang acap berlangsung di antara penegak hukum pada tahun 2015, mesti bersalin rupa menjadi sinergi dan kolaborasi.
Negara harus memperlihatkan kewibawaannya dengan senantiasa hadir untuk menyelesaikan persoalan politik dan ekonomi. Tahun ini, aparatus negara, terutama Presiden, Wakil Presiden, dan para menteri, harus hadir meredam kegaduhan politik. Mereka tak boleh lagi absen, apalagi terlibat dalam kegaduhan politik tersebut sebagaimana yang terjadi tahun lalu.
Kemampuan meredam kegaduhan dan persoalan politik akan membuat negara bisa berkonsentrasi memulihkan ekonomi yang sedang mengalami perlambatan. Kita tahu tantangan ekonomi 2016 tidaklah ringan.
Tantangan sekurang-kurangnya datang dari Bank Sentral Amerika yang mungkin masih akan menaikkan suku bunga, perlambatan ekonomi Tiongkok, serta turunnya harga minyak.
Masyarakat ekonomi atau pasar mesti mendukung pemerintah memulihkan ekonomi. Untuk memulihkan ekonomi, kita membutuhkan pasar yang tangguh, bukan yang manja, yang cuma menuntut berbagai fasilitas dan kemudahan dari negara.
Kita tidak membutuhkan pasar yang banyak menuntut, tetapi tak mau patuh, terutama patuh membayar pajak. Tahun 2016, di tengah anjloknya harga minyak, pajak menjadi instrumen paling penting untuk membiayai pembangunan guna memulihkan ekonomi.
Begitu pula masyarakat sipil, mereka bertugas mengontrol masyarakat politik, aparatus negara, pasar, serta penegakan hukum agar tetap berada di rel mereka. Masyarakat sipil ialah penjaga moral keempat lembaga pengonsolidasi demokrasi lainnya.
Usia 17 tahun masa transisi demokrasi memang relatif. Tetapi, kita semestinya tak hendak berkubang di masa transisi ini terlampau lama. Kita berharap tahun 2016 sekurang-kurangnya bisa menjadi tahun peletakan dasar yang kokoh bagi konsolidasi demokrasi agar Indonesia bisa naik kelas dari negara transisi menjadi negara demokrasi.
Selamat memasuki Tahun 2016, tahun peletakan dasar-dasar bagi konsolidasi demokrasi.
Post a Comment