ALKISAH di sebuah kebun, tumbuhlah berbagai macam tanaman, dua di antaranya tanaman mawar dan Bambu.
Mawar selalu tampil memesona dengan beragam warnanya. Belum lagi aromanya yang harum kian membuatnya menjadi tanaman paling disenangi di kebun itu. Setiap ada orang yang melintas, pasti selalu mengunjunginya. Bahkan tak jarang beberapa di antara mereka berfoto ria di dekatnya dan menjadikan keindahannya sebagai background.
Suatu hari tanaman bambu yang berada tak jauh darinya mengungkapkan apa yang ia rasakan, “Mawar, sebetulnya aku iri terhadapmu,” kata tanaman bambu.
“Mengapa kau iri kepadaku? Apa yang kau irikan dariku?” tanya bunga mawar heran.
“Aku ingin sepertimu. Memiliki Bungan yang indah, aroma yang harum dan selalu dikunjungi oleh orang-orang yang lewat. Mereka selalu memuji kecantikanmu. Sementara aku? Tak pernah ada yang memujiku dan menghampiriku. Aku sangat ingin sepertimu.”
Bunga mawar tersenyum mendengar keluhan sang bambu. “Terima kasih atas semua pujianmu, tapi tahukah kamu sesungguhnya aku juga iri terhadapmu!” kata bunga mawar.
Tanaman bambu tercengang mendengar apa yang dikatakan bunga mawar, “Sungguhkah?”
“Tentu saja. Kau memiliki tubuh yang kokoh dan tinggi. Saat ada angin yang bertiup kencang, kau hanya akan bergoyang sedikit ke sana kemari, sementara aku? Mungkin aku sudah tiada. Terkena angin kecilpun kelopak bungaku akan jatuh!”
Tertegunlah sang bambu mendengar penjelasan mawar. Ia mulai berpikir tentang apa yang ada pada dirinya.
“Kau juga selalu digunakan manusia untuk mengalirkan air kepada banyak tumbuhan. Kau bahkan memberikan manfaat kepada tumbuhan lain!”
Bambu mengangguk-angguk, dia baru sadar bahwa selama ini dirinya telah banyak memberikan manfaat terhadap banyak tanaman. Meski pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, tapi sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dari bunga cantik itu.
Sejak percakapan dengan bunga mawar hari itu, bambu menjadi tanaman yang tidak lagi mengeluh dan iri atas kelebihan bunga mawar ataupun tanaman lainnya. Ia lebih memilih selalu gembira dan bersyukur atas manfaat yang bisa ia berikan.
Pembaca yang budiman, begitulah kehidupan. Seringkali kita iri atas kelebihan yang dimiliki orang lain. Entah itu dalam hal harta, jabatan, ataupun hal lainnya. Sesungguhnya Allah Maha Adil. Ia tidak akan menciptakan makhluknya tanpa membawa manfaat apa pun. Jadi, berfokuslah pada kelebihan yang kita miliki dan berikan manfaat yang banyak terhadap sesama.
Semoga Allah senantiasa menyayangi kita. Aamiin ya Rabbal ‘alamin..
Post a Comment