Hi, guest ! welcome to Yahoo!. | About Us | Contact | Register | Sign In

Tuesday, September 22, 2015

Menyesap Eksotisme Alam Bukittinggi


Keindahan alam serta warisan budaya Bukittinggi tak hanya mampu menarik minat para wisatawan lokal saja, tetapi juga wisatawan mancanegara. Tak hanya Asia, tapi juga Australia, Eropa dan Amerika. Kota yang berjarak 91 km dari kota Padang ini menjadi lokasi favorit wisatawan dari Belanda dan wisatawan berumpun Melayu seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Bagaimana tidak, selain alamnya yang indah serta udaranya yang sejuk, peninggalan budaya dan sejarah di Bukittinggi yang mendapat pengaruh dari Belanda dan Melayu semakin menambah daya tarik kota yang berada di ketinggian sekitar 780-950 meter di atas permukaan laut ini.



Jika sekedar menyaksikan megahnya Great Wall, travelers tidak perlu lagi pergi ke Tiongkok. Di Bukittinggi, travelers dapat mengunjungi Janjang Koto Gadang. Terbentang sepanjang 1 km, tembok besar ala Bukittinggi ini menjadi penghubung Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Janjang Koto Gadang menyajikan panorama Ngarai Sianok yang mengagumkan serta atraksi kera sepanjang melintasi jembatan ini.
Perjalanan selanjutnya ialah Fort de Kock, sebuah benteng pertahanan peninggalan kolonialisme Belanda. Selain bangunan utama, di sekitar benteng terdapat beberapa koleksi meriam kuno serta Jembatan Limpapeh yang menghubungkan benteng dengan Taman Marga Satwa Kinantan. Dari atas Jembatan Limpapeh, travelers dapat menikmati keindahan Kota Bukittinggi dari ketinggian 100 meter.
Masih seputar wisata sejarah, destinasi berikutnya ialah Lubang Jepang. Lubang yang dibangun sekitar tahun 1942 ini dibuat dengan mengandalkan tenaga para pekerja paksa yang disebut romusha untuk keperluan pertahanan pada masa penjajahan Jepang. Memasuki Lubang Jepang ini, travelers akan melalui terowongan sepanjang 1470 meter yang berbelok-belok serta menaiki 132 anak tangga, hingga akhirnya sampai di pintu seberang yang berada di atas bukit, di mana travelers dapat kembali menikmati keindahan Ngarai Sianok.

Dari Ngarai Sianok, mari kita ke arah pusat kota Bukittinggi untuk mengunjungi Istana Bung Hatta. Istana Bung Hatta yang sebelumnya dikenal dengan nama Gedung Negara Tri Arga ini, kini digunakan sebagai gedung serba guna untuk acara-acara penting kenegaraan, seperti misalnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyelenggarakan rapat kabinet di Istana Bung Hatta pada Oktober 2013 lalu.

Sebagai penutup penjelajahan Bukittinggi, seberangilah jalan dari Istana Bung Hatta ke Jam Gadang yang merupakan ikon, jantung kota, serta destinasi wajib wisata di Bukittinggi. Travelers dapat memasuki bangunan yang berdiri sejak 1826 ini pada pukul 10.00 hingga 16.00 WIB, hingga bagian atas menaranya. Dari menara setinggi 26 meter, travelers akan dimanjakan dengan pemandangan Kota Bukittinggi. Puas memandangi Kota Bukittinggi dari atas menara Jam Gadang, travelers dapat bersantai di taman sekitar Jam Gadang atau berburu aneka oleh-oleh.
Masih belum puas dengan Bukittinggi? Lanjutkan perjalanan sejauh 36 km dari Kota Bukittinggi atau kurang lebih 40 menit perjalanan menuju Payakumbuh. Keindahan alam Payakumbuh yang dihiasi dengan hamparan sawah, hutan hujan tropis yang lebat, serta lembah yang mengelilingi kota ini dijamin akan menyegarkan jiwa dan pikiran travelers.
Kesegaran pemandangan dari Payakumbuh masih akan terus berlanjut seiring dengan perjalanan ke destinasi berikutnya, yaitu Lembah Harau. Lembah yang keindahannya disebut-sebut mirip dengan Taman Nasional Yosemite yang ada di Sierra Nevada, California, ini dikelilingi oleh batu-batu granit yang terjal dan curam dengan ketinggian 100–500 m. Maka tak heran jika lembah indah ini pun menjadi tempat favorit para pemanjat tebing.

Share this article now on :

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))